Senin, 27 Juni 2011

IPSI

Sejarah Ikatan Pencak Silat Indonesia

Sejarah dan perkembangannya

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.
Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.

A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.

B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.

D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.

Sejarah dan perkembangannya

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.
Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.

A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.

B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.

D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.
Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Aspek dalam pencak silat

Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian

Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.

Pencak Silat sebagai seni

Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.dari ujang solok

Pencak Silat sebagai olahraga umum

Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.
Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi :
  • Olahraga rekreasi
  • Olahraga prestasi
  • Olahraga massal

Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :
  • 1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
  • 2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
  • 3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
  • 4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
  • 5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
  • 6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).

Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)

Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.

Program pembinaan Pencak Silat

Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820 perguruan/aliran.
Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.
Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :
  • 1. Jalur pembinaan seni
  • 2. Jalur pembinaan olahraga
  • 3. Jalur pembinaan bela diri
  • 4. Jalur pembinaan kebatinan
Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
Perguruan Historis Pendiri IPSI antara lain :
1. Persaudaraan Setia Hati.
2. Persaudaraan Setia Hati Terate.
3. Perisai Diri.
4. Perisai Putih.
5. Tapak Suci.
6. Phasadja Mataram.
7. Perguruan Pencak Indonesia (PERPI) Harimurti.
8. Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI).
9. Putra Betawi.
10. Nusantara.

Persilat

Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa

Lambang Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat)
Persilat (atau Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa), yang didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1980, adalah satu-satunya organisasi internasional Pencak Silat di dunia.

Sejarah

Bapak-Bapak pendiri PERSILAT, yakni mereka yang terlibat secara langsung dalam kegiatan menggagas, memprakarsai, memikirkan, membahas dan mewujudkan hal-hal yang berhubungan dengan pendirian PERSILAT, terdiri dari 13 orang tokoh yang berasal dari Indonesia (IPSI), Singapura (PERSISI) dan Malaysia (Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan). Mereka adalah:
  1. Tjokropranolo (Indonesia)
  2. Eddie M. Nalapraya (Indonesia)
  3. Junaedi (Indonesia)
  4. Yanuarno (Indonesia)
  5. Suhari Sapari (Indonesia)
  6. Haryadi Mawardi (Indonesia)
  7. Hisbullah Rachman (Indonesia)
  8. Harsoyo (Indonesia)
  9. Oyong Karmayudha (Indonesia)
  10. Yacub Mohammad (Singapura)
  11. Johari Urief (Singapura)
  12. Rahman Hasan (Malaysia)
  13. Zainal Abidin (Malaysia)
Sejak saat didirikannya (1980) sampai tahun 1983, PERSILAT dikelola secara kolektif oleh sebuah Presidium yang terdiri dari 7 anggota. Eddie M. Nalapraya ditetapkan sebagai Ketua Presidium. Tugas Presidium adalah antara lain menyelenggarakan Kongres PERSILAT. Kongres yang pertama diselenggarakan oleh Presidium pada tahun 1983 di Kuala Lumpur. Asas PERSILAT adalah persaudaraan, kekeluargaan, persatuan dan menghormati satu sama lain serta tidak membeda-bedakan kebangsaan dan agama. PERSILAT adalah organisasi non-politik.
Tujuan PERSILAT adalah :
  1. Menggali, memelihara, melestarikan, mengembangkan dan memasyara-katkan Pencak Silat beserta nilai- nilainya ke seluruh dunia, sebagai warisan budaya Nusantara bernilai tinggi, yang mempunyai aspek mental-spiritual, beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.
  2. Membina, mengembangkan, mempersatukan dan menyelaraskan berbagai kegiatan di antara organisasi Pencak Silat di berbagai negara.
  3. Menjadikan Pencak Silat sebagai sarana untuk membina pribadi utuh yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berjiwa kesatria, jujur dan adil serta rendah hati dan bertanggungjawab dalam mewujudkan persaudaraan, kekeluargaan, kerukunan, persatuan dan persahabatan di antara bangsa-bangsa serta perdamaian dunia yang dinamis, adil, beradab dan abadi.
  4. Memelihara dan menghormati kepentingan masing-masing anggota PERSILAT.

Keanggotaan

Pada dasarnya, setiap organisasi nasional Pencak Silat, baik yang telah maupun yang belum diakui oleh badan nasional yang berwenang, dapat menjadi anggota PERSILAT, bahkan organisasi Pencak Silat yang belum berkualifikasi sebagai organisasi nasional, dapat menjadi anggota PERSILAT apabila ia dipandang layak mewakili negaranya. PERSILAT mempunyai 4 tingkat keanggotaan, yakni :
  • anggota pendiri
  • anggota bersekutu
  • anggota bergabung dan
  • anggota muda.
Anggota pendiri terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat yang berada di 4 negara pendiri PERSILAT, yakni :
  • Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI),
  • Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA),
  • Persekutuan Silat Singapura (PERSISI) dan
  • Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB).
Anggota bersekutu PERSILAT terdiri dari organisasi-organisasi nasional Pencak Silat resmi. Anggota bergabung PERSILAT terdiri dari organisasi-organisasi nasional Pencak Silat belum resmi. Anggota muda PERSILAT terdiri dari organisasi-organisasi Pencak Silat. Sampai pertengahan tahun 2006, Pencak Silat telah menyebar di 28 negara and telah diwadahi dalam organisasi-organisasi Pencak Silat, yakni di :
  1. Indonesia (Ikatan Pencak Silat Indonesia / IPSI / Indonesian Pencak Silat Association).
  2. Singapura (Persekutuan Silat Singapura / PERSISI / Singaporian Silat Federation).
  3. Malaysia (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia / PESAKA / National Silat Federation of Malaysia).
  4. Brunei Darussalam (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalan / PERSIB / National Silat Federation of Brunei Darussalam).
  5. Thailand (Pencak Silat of Thailand / PSAT).
  6. Vietnam (Ikatan Pencak Silat Vietnam / ISAVIE).
  7. Filipina (Philippines Pencak Silat Association / Philsilat).
  8. Myanmar (Myanmar Pencak Silat Association / MPSA).
  9. Laos (Pencak Silat of Laos / PSL).
  10. Australia Barat (Western Australia Pencak Silat Association / WASPA).
  11. Belanda (Nederlandse Pencak Silat Bond / NPSB).
  12. Jepang (Japan Pencak Silat Association / JAPSA).
  13. Spanyol (Federation Espanola Pencak Silat / FEPS / Pencak Silat Spanish Federation).
  14. Austria (Pencak Silat Verband Oesterreichs / PSVO / Pencak Silat Association of Austria).
  15. Suriname ( Suriname Pencak Silat Association / SPSA).
  16. Inggris ( Pencak Silat Federation of The United Kingdom / PSFUK).
  17. Belgia (Pencak Silat Union of Belgium / PSUB).
  18. Jerman (Pencak Silat Union Deutschland / PSUD / Pencak Silat Union of Germany).
  19. Perancis (Association France Pencak Silat / AFPS / Pencak Silat Association of France).
  20. Swiss (Pencak Silat Switzerland / PSS).
  21. Turki (Turkish National Pencak Silat Association / TNPSA).
  22. Kanada (Persekutuan Kanada Silat / PERKASA).
  23. Palestina (Palestine Association of Seni Silat / PASS).
  24. Yaman (Yemen Pencak Silat Federation / YPSF).
  25. Nepal (Nepal Silat Association /NSA).
  26. Rusia (Russian Pencak Silat Federation / RPSF).
  27. India (Indian Pencak Silat Association / IPSA).
  28. Italia (Federazione Italiana Pencak Silat / FIPS / Pencak Silat Federation of Italy).
Organisasi-organisasi Pencak Silat tersebut telah diakui, diterima dan ditetapkan sebagai anggota PERSILAT.
Tingkat kepengurusan PERSILAT terdiri dari Pengurus Federasi Pusat yang dipilih dan ditetapkan oleh dan dari anggota pendiri PERSILAT dalam Kongres PERSILAT dan 5 Pengurus Federasi Regional untuk region Asia, Eropa, Amerika, Pasifik dan Afrika, yang masing-masing dipilih dan diangkat oleh dan dari anggota region yang bersang-kutan dalam Sidang Pleno Regional. Masa bakti Pengurus Federasi Pusat adalah 4 tahun dan masa bakti Pengurus Federasi Regional adalah 3 tahun. Lembaga tertinggi bagi PERSI-LAT dan semua anggotanya adalah Kongres atau Sidang Umum PERSILAT yang dilaksanakan 4 tahun sekali di tempat yang ditetapkan oleh Kongres PERSILAT sebelumnya. Peserta kongres ini adalah wakil-wakil Pengurus Pusat, anggota pendiri, Pengurus Kawasan, anggota bersekutu, anggota bergabung dan anggota muda.

Kode Etik

Kode etik manusia Pencak Silat di seluruh dunia, yang disebut pesilat, adalah “Ikrar Pesilat”, yang berarti pernyataan janji manusia Pencak Silat kepada dirinya sendiri. Ikrar Pesilat terdiri dari 5 butir janji, yang naskah lengkapnya adalah sebagai berikut :
  1. Pesilat adalah pribadi yang berbudi pekerti luhur.
  2. Pesilat adalah insan yang menghormati sesamanya serta mencintai persaha-batan dan perdamaian.
  3. Pesilat adalah insan yang selalu berpikir dan bertindak positif, kreatif dan dinamis.
  4. Pesilat adalah kesatria yang menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan serta senantiasa tahan uji dalam mengha-dapi godaan dan cobaan.
  5. Pesilat adalah kesatria yang senantiasa mempertanggungjawabkan kata-kata dan perbuatannya.
Lambang PERSILAT dan penjelasannya disusun bersama oleh : Zahari (PERSISI), Oyong Karmayudha (IPSI) dan Zainal Abidin (PESAKA). Lambang tersebut disahkan oleh Kongres pertama PERSILAT tahun 1985. Setelah PERSIB ditetapkan sebagai Anggota Pendiri PERSILAT, lambang PERSILAT tersebut dilengkapi dengan gambar padi. Sejak Kongres PERSILAT pertama yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 1983 sampai Kongres PERSILAT yang ke-7 pada bulan Desember 2005 in Singapura, Eddie M. Nalapraya selalu dipilih dan ditetapkan kembali sebagai Presiden PERSILAT.

Aspek dalam Pencak Silat

Aspek dan bentuk

Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
  1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
  2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
  3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
  4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.
sumber : Wikipedia
link video :http://videosilat.com/video/4O3HBS1WR8HN/Pencak-Perpi-Harimurti

Latihan


Jadwal Latihan
Pernafasan
Kang Daliman, Kang Yono (08156857558), Mbakyu Iswanti
Minggu Pk 07.30-09.00 dan Selasa Pk. 16.00-17.30
Pencak Olahraga Prestasi
Kang Wahid dan Kang Aris (08568725742)
Selasa dan Jumat Pk. 15.30-17.00
Tempat Latihan









Jl. Veteran 11A selatan perempatan SGM

Pak Sukowinadi

SUKOWINADI PENDIRI PERPI HARIMURTI
TETAP PERKASA DI USIA TUA

Sumber : duel online
Perguruan Pencak Silat Indonesia Harimurti atau disingkat PERPI Harimurti adalah salah satu dari sepuluh perguruan pencak silat historis IPSI. Proses berdirinya perguruan ini, mulai dari Pencak Tejokusuman, Perguruan Pencak Indonesia Mataram (PERPIM), Persatuan Pencak Indonesia (PERPI) sampai PERPI Harimurti, tidak lepas dari peran pendekar tua yang saat ini sudah berusia 86 tahun. Dialah Sukowinadi, yang akrab dipanggil Pak Suko. Meskipun dilihat dari usia boleh dikatakan uzur, yang ditandai dengan rambutnya yang sudah memutih serta garis-garis ketuaan yang menghiasi wajahnya, namun penglihatan, pendengaran, serta daya ingatnya masih normal, bahkan luar biasa. Fisiknya pun demikian, ia masih mampu membuat fotografer terpelanting terkena teknik guntingan kakinya yang sempurna.
Ditemui di Jl. Veteran 13, Yogyakarta, dengan jelas dan gamblang ia menceritakan perkembangan pencak silat di Yogyakarta sebelum masa kemerdekaan, kronologis berdirinya perguruan PERPI Harimurti, dan proses terbentuknya Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di luar kepala, sungguh daya ingat yang mengagumkan. Pandangannya mengenai perkembangan pencak silat saat ini menunjukkan betapa kritisnya ia menanggapi berbagai hal, argumentasinya yang kuat membuat orang yang mendebatnya tidak mampu menyanggahnya.
Pembawaannya yang ramah dan terbuka tidak menampakkan bahwa ia adalah seorang pendekar yang disegani, bahkan cara berbicaranya lebih mirip seorang kakek yang sedang menasihati cucunya. Kalau kamu tinggal beberapa hari lagi di sini, saya akan kasihkan jurus-jurus praktis yang mudah dipelajari untuk penjagaan diri, ujarnya.
Ketika ditanyakan lebih jauh, bagaimana yang dikatakan jurus praktis itu, ia menerangkan sambil langsung memperagakannya.
Kata para pakar, pencak silat itu bisa dikategorikan sebagai salah satu cabang olahraga, sedangkan olahraga berhubungan erat dengan anatomi tubuh manusia. Maka seorang pesilat harus memahami ilmu anatomi. Dengan ilmu ini, kita dapat mengolahnya agar menjadi sehat, serta dapat pula digunakan untuk mengetahui bagian tubuh lawan yang lemah. Ini khusus untuk penggunaan dalam beladiri, ujarnya sambil menunjukkan bagian-bagian tubuh mana yang bisa dijadikan sasaran pukulan, tendangan, atau bentuk serangan yang lain.
Memang langsung dapat dirasakan bahwa setiap bagian tubuh yang dipegang, ditekan, atau dipukul dengan tenaga yang relatif lemah, namun efeknya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Bagaimana ia bisa mendapatkan kemahiran seperti itu? Ternyata jawabnya mudah sekali. Logis saja, saya sudah berlatih selama 67 tahun, maka instink saya sudah terlatih untuk bergerak mempertahankan diri pada saat yang diperlukan. Jadi, intinya adalah berlatih! Itu kan logis. Belajar pencak silat itu yang logis saja.Tidak usah mistik-mistikan! Yang logis saja susah diterangkan, apalagi yang mistik! kata mantan perwira penerangan itu menasehati.
Keluarga saya dikaruniai umur yang panjang. Ayah meninggal pada usia sekitar 100 tahun, kakak meninggal pada usia 96 tahun. Saya kan sekarang ini masih 86 tahun. Jadi untuk beberapa tahun ke depan, saya masih kuat untuk melatih, jawabnya ketika ditanya tentang resep panjang umur.
Pada saat pengambilan foto, dapat disaksikan bahwa ia memang layak disebut pendekar. Ia seakan tidak merasa lelah sedikitpun ketika memperagakan berbagai macam jurus PERPI Harimurti, dari mulai gerak dasar, aplikasi jurus, permainan pisau, sampai teknik meditasi Padam Prana yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh dan ketentraman jiwa. Menurut penuturannya meditasi ini merupakan warisan dari eyangnya sendiri, Ronggowarsito.
Beladiri itu kodrat makhluk hidup, termasuk manusia. Namun karena manusia dibekali akal, maka harus digunakan. Demikian pula dengan pencak silat. Kita jangan hanya nrimo saja apa yang diberikan oleh guru, namun harus diolah kembali dengan menggunakan akal pikiran agar lebih sempurna dari waktu ke waktu. Bagi saya pencak silat adalah nomor satu, di mana saya berada, di situ saya harus melatih. Itulah pengabdian, tuturnya mengakhiri perbincangan. (Graspuzi)
Dengan menguasai anatomi, maka serangan menjadi lebih efektif. Pak Suko membalas serangan dengan menotok urat syaraf di sekitar sikut membuat tangan lawan menjadi lumpuh. (foto 1-3)
Alamat Sukowinadi
Jl. Veteran No. 13, Yogyakarta
Telp. (0274) 382874